Peninggalan Kebudayaan dan Tradisi Nenek Moyang Negara Indonesia

Peninggalan dan perkembangan prasejarah

Sebelum mengetahui kebudayaan dan perkembangan sejarah, kita perlu memgetahui pengertian prasejarah kemudian dilanjutkan dengan perkembangan dan kebudayaan pada zaman prasejarah..

Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup.

Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.

Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.

Menurut periodisasinya, zaman perkembangan prasejarah Indonesia dibagi menjadi beberapa ilmu pengetahuan, Geologi dan Arkeologi. Dibawah ini ada beberapa

Geologi
Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari :

1. Arkhaikum

Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan.

2. Paleozoikum

Paleozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman primer atau zaman hidup tua berlangsung selama 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung.

3. Mesozoikum

Mesozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan berlangsung selama kira-kira 140 juta tahun, antara 251 hingga 65 juta tahun yang lalu. Pada zaman pertengahan ini, reptil berkembang dan menyebar ke seluruh dunia sehingga pada zaman ini sering pula disebut sebagai zaman reptil.

4. Neozoikum

Neozoikum atau zaman hidup pertengahan dibagi menjadi menjadi dua zaman, yaitu zaman Tersier dan zaman Kuartier. Zaman Tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui.

Sementara itu, Zaman Kuartier ditandai dengan munculnya manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Zaman ini kemudian dibagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman Pleitosen dan Holosin. Zaman Pleitosen (Dilluvium) berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai dengan adanya manusia purba.

Zaman pleistosen ditandai dengan meluasnya lapisan es di kedua kutub Bumi (zaman glacial) dan diseling dengan zaman ketika es kembali mencair (zaman interglacial). Keadaan ini silih berganti selama zaman pleistosin sampai empat kali. Di daerah tropika zaman glacial ini berupa zaman hujan (zaman pluvial) yang diseling dengan zaman kering (interpluvial).

Pada zaman glacial permukaan air laut telah menurun dengan drastis sehingga hanyak dasar laut yang kering menjadi daratan. Di Indonesia bagian barat dasar laut yang mengering itu disebut Dataran Sunda, sedangkan di Indonesia bagian timur disebut Dataran Sahul. Dataran Sunda telah menyebabkan kepulauan Indonesia bagian barat menjadi satu dengan Benua Asia, sedangkan Dataran Sahul telah pula menghubungkan kepulauan Indonesia bagian timur dengan Benua Australia. Itulah sebabnya fauna dan flora Indonesia barat mirip dengan fauna dan flora Asia dan sebaliknya fauna dan flora Indonesia timur mirip dengan Australia. Manusia yang hidup zaman pleistosin adalah spesies homo erectus, yang menjadi pendukung kebudayaan batu tua (Palaeolithicum).

Zaman pleistosin berakhir 10.000 tahun Sebelum Masehi kemudian diikuti oleh datangnya zaman Alluvium atau zaman Holosin yang masih berlangsung sampai sekarang. Dari zaman ini muncullah nenek moyang manusia sekarang, yaitu spesies homo sapiens atau makhluk cerdas.
Arkeologi

1. Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini dapat dibagi lagi atas :

1. Zaman batu tua (Paleolitikum)

Zaman batu tua (palaeolitikum), Disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus yang terdiri.

2. Zaman batu tengah (mesolitikum)
Pada Zaman batu tengah (mesolitikum), alat-alat batu zaman ini sebagian sudah dihaluskan terutama bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal. Periode ini juga disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens (manusia sekarang), yaitu ras Austromelanosoide (mayoritas) dan Mongoloide (minoritas).

3. Zaman batu baru (Neolitikum)
Alat-alat batu buatan manusia Zaman batu baru (Neolithicum) sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Di samping tembikar tenun dan batik juga sudah dikenal. Periode ini disebut masa bercocok tanam. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas).

2. Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkannya. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut acire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas :

1. Zaman tembaga
Orang menggunakan tembaga sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) tidak dikenal istilah zaman tembaga.

2. Zaman perunggu
Pada zaman ini orang sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.

3. Zaman besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.

Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

Antara zaman neolithicum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalithicum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalithicum justru pada zaman logam.

Secara geologi, wilayah barat Indonesia moderen muncul kira-kira sekitar kala Pleistosen terhubung dengan Asia Daratan. Wilayah ini sekarang mencakup Pulau-pulau besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan ribuan pulau-pulau yang lebih kecil lainnya. Batas daratan lama ini sekarang dikenal sebagai Garis Wallace. Sementara itu, wilayah timur Indonesia, yang mencakup Pulau Papua dan Kepulauan Aru sekarang, secara geografis terhubung dengan benua Australia dan berumur lebih tua.

Makhluk mirip manusia yang menghuni wilayah ini yang diketahui adalah manusia Jawa, yang hidup sekitar 500.000 tahun lalu. Fosil-fosil Homo erectus ditemukan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di lembah sepanjang Bengawan Solo, seperti di Sangiran. Fosil Homo sapiens pertama ditemukan di dekat Mojokerto (Wajak), di tepian Sungai Brantas.

Pendatang berupa manusia modern yang keturunannya masih hidup pada masa kini masuk ke Nusantara paling cepat sekitar 100 ribu tahun yang lalu. Berdasarkan kemiripan peninggalan temuan gambaran-gambaran di gua, mereka diperkirakan merupakan pendahulu dari penghuni wilayah Melanesia dan Australia asli sekarang. Kebudayaan yang didukung adalah Paleolitikum (Batu Tua).

Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es.

Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. Kerajaan Tarumanagara menguasai wilayah Sunda sekitar tahun 400 sampai tahun 600 yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut.
Peninggalan masa prasejarah Nusantara diketahui dari berbagai temuan-temuan coretan/lukisan di dinding gua atau ceruk di tebing-tebing serta dari penggalian-penggalian pada situs-situs purbakala.

Beberapa lokasi penemuan sisa-sisa prasejarah Nusantara :
1. Situs Gua Putri, Baturaja, Sumatera Selatan
2. Lembah Sangiran, sekarang menjadi Taman Purbakala Sangiran
3. Situs Purbakala Wajak, Mojokerto
4. Liang Bua, Pulau Flores
5. Gua Leang-leang, Sulawesi
6. Situs Gua-gua Sangkulirang, Kutai Timur
7. Situs Pasemah di Lampung
8. Situs Cipari, Kuningan, Jawa Barat
9. Situs Goa Pawon, Bandung, Jawa Barat
10.Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat
11.Situs Gilimanuk, Jembrana, Bali
12.Situs Gua-gua Biak, Papua (40.000-30.000 SM)
13.Situs Lukisan tepi pantai di Raja Ampat, Papua Barat
14.Situs Tutari, Kabupaten Jayapura, (periode Megalitikum)
15.Gua Babi di Gunung Batu Buli, desa Randu, Muara Uya, Tabalong

Kebudayaan Indonesia pada zaman dahulu

Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.

Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti boga, busana, perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.

Kebudayaan Dahulu Menjadi Tradisi Sebagai Tradisi Nenek Noyang Sejarah Di Indonesia

Jika kita ketahui dari semua peristiwa dari peristiwa prasejarah menuju sejarah, kita bisa mengambil hikmah dari sebuah peristiwa itu, baik dari segi apresiasi dan kreativitas. Di dalam masa prasejarah dan budaya sejarah yang saya sebutkan sebelumnya. Ada sebuah tradisi yang dikembangkan hingga masa sekarang masih digunakan.

Perkembangan dan bertahannya budaya tersebut merupakan tradisi budaya nenek moyang kita saat pada zaman sejarah dan prasejarah. Dari jenis budaya cerita, tarian, seni, pakaian, makanan, dan lain-lain. Dari hal-hal yang terlihat disitu, baahwa kebudayan tersebut minoritas berasal dari luar negeri terutama pada budaya agama dan bahasa. Mayoritas, pada zaman dahulu kala, tradisi kebudayaan nenek moyang kita mulai ada saat sebelum zaman pangkal sejarah (abad ke-0). Kebanyakan dari kebudayaan tersebut budaya tardisional ala perkampungan seperti pakaian, tarian. Lebih cenderung mayoritas pada tarian karena dahulu negara Indonesia belum memiliki belum memiliki kebudayaan yang normal sehingga dibuat seperti budaya suku-suku ras yang berbeda-beda.

Sampai saat ini, tradisi budaya nenek moyang kita masih kita pertahankan dalam negara kita ini. Jika kebudayaan punah, kita tidak bisa lagi melihat budaya sebelumnya. Apalagi dalam merasakannya dan lain-lain. Maka dari itu, kita sering memanfaatkan budaya barat dari pada budaya kita sendiri. Kenapa bisa begitu ? Budaya barat menrupakan budaya yang biasanya lebih bebas tanpa peraturan. Sehingga, dari perbutan baik dan perbuatan yang negatif menjadi 1 dan membuat budaya barat terkesan lebih menyenangkan dan mudah dimasuki ke budaya kita dan itulah yang membuat budaya kita hancur lembur menjadi budaya yang rusak dan asusila dan tidak bermoral.

Selain itu, budaya kita pernha di curi oleh malaysia akibat kita tidak bisa menjaga budaya nenek moyang kita. Sehingga budaya kita telah di anggap budaya milik Malaysia. Yang bisa kita simpulkan ialah, kita jangan lengah dalam menjaga budaya kita. Karena sekali lengah, bisa berakibat buruk dan hancurnya budaya kita itu. Conoth budaya yang telah diambil : Reog Ponorogo, Tari pendet, dan lain-lain.

Budaya negara Indonesia merupakan budaya terbanyak di Asia. Dari beribu-ribu jenis budaya dari orang yang mengetahui, menemukan, hingga, budaya yang belum mereka ketahui (seperti mitos, legenda, ghaib, keajaiban, dan lain-lain). Termasuk dari bagian tarian, lagu, seni, dan lain-lain.

Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai tradisi kebudayaan masyarakat sejarah yang dilakukan oleh nenek moyang kita, walau hanya beberapa saja :

1. Arsitektur

Budaya arsitektur merupakan suatu tradisi peninggalan nenek moyang kita pada saat pada saat zaman sejarah dalam bentuk lukisan atau sebuah karya arsitek. Biasanya, karya arsitek ini berupa bentuk gambar, bangunan, lukisan, dan lain-lain. Sebagai contoh, bangunan Candi Borobudur yang merupakan peninggalan nenek moyang kita dalam budaya agama Hindu-Budha. Lalu seperti bangunan monumen rapat penjajah yang ada di Bogor walau banyak orang yang belum mengetahuinya. Kemudian gambar-gambar dan lukisan legenda pada suatu cerita tertentu dan jika kita lihat dalam pandangan masa sejarah negara kita, terdapat gambar-gambar peninggalan kehidupan kita pada saat dalam peristiwa romusha oleh jepang walau ini juga tidak diketahui oleh banyak orang (tapi wajarnya kalau hal yang diketahui dan di publis disini sama saja bohong atuh).

Selain itu, nenek moyang kita meninggalkan tradisi budaya untuk membangun dan membuat kreasi dalam membangun sebuah karya arsitek. Seperti dalam membuat rumah adat daerah, candi, lukisan, motif natural. Dalam selama zaman sekarang ini, peninggalan nenek moyang mengenai budaya ini merupakan favorit seorang lukisan dan seorang arsitek dalam membuat kebudayaan ini agar tidak punah.

2. Cerita

Budaya cerita merupakan budaya peninggalan nenek moyang kita dalam sebuah cerita. Cerita biasanya diambil dari sebuah peristiwa pada masa lampau di daerah Indonesia ini. Cerita ini dapat berupa cerita kenyataan, maupun hanya buatan seseorang. Seperti cerita dongeng, legenda, mitos, rakyat, keajaiban, dan lain-lain. Sebuah cerita tetntu tidak bisa kita tinggal dan punahkan karenacerita merupakan inti dari sejarah dalam kebudayaan nenek moyang kita maupun tradisi masyarakat dalam membuat cerita.

Dalam hal bercerita, kita hanya mendegarkan dan melihat isi cerita dalam sebuah cerita, tetapi jika kita ingin membuat sebuah cerita, kita pun harus membuat dan mempublikasikannya ke masyarakat luas. Seperti layaknya budaya cerita yang dibuat oleh nenek moyang kita.

Cerita mitos ialah cerita yang dianggap benar-benar terjadi yang berhubungan dengan terjadinya suatu tempat, alam, kehidupan dewa-dewi, juga menyangkut adat-istiadat. Suatu cerita mitos mempunyai sifat sejarah, akan tetapi sebenarnya sebagian dari cerita sejarah tersebut memiliki unsur khayalan dan religius. Karena itu, mitos pada umumnya, memuat tetang kehidupan kemanusiaan, sama halnya dengan legenda, tetapi denagn tokoh-tokoh manusia yang memiliki kesaktian-kesaktian yang berlebihan atau super. Contohnya seperti cerita Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang yang ada di Indonesia.

Cerita dongeng merupakan suatu cerita terdiri atas ikatan waktu, tempat, dan perorangan yang tidak menentu, atau suatu cerita yang tidak benar-benar terjadi yang diceritakan karena mempunyai tujuan-tujuan tertentu seperti petuah, kebaikan, ajaran moral, dan sebagainya. Dongeng yang mengisahkan tetang cerita hewan disebut fabel. Contoh dongeng diantaranya : Ande-Ande Lumut, Bawah merah dan Bawang putih. Dan contoh fabel diantaranya : Si kancil series, Semut dan kupu-kupu, dan lain-lain.

Cerita Legenda merupakan suatu cerita sejarah yang memaparkan perbuatan para pahlawan atau terciptanya adat kebiasaan lokal yang berupa campuran antara kenyataan dan hal-hal yang bersifat mistis. Sifat-sifat legenda diantaranya cerita yang historis, unsur elemen yang nyata. Legenda ada 4 macam, diantaranya Legenda Keagamaan, Legenda Lokal, Legenda Gaib, dan Legenda Perseorangan.

Cerita Folklore atau cerita rakyat ialah cerita rakyat atau adat istiadat yang berkembang di masyarakat dan di wariskan secara turun-temurun. Folklore ada yang berbentuk cerita lisan seperti bahasa, teka-teki, puisi rakyat, dan sebagainya. Adapun yang berbentuk nonlisan seperti karya arsitek, pakaian, kerajinan tangan, dan jenis kebendaan lainnya. Folklore juga mempunyai makna sebagai cerita lisan tradisional atau pepatah kuno. Tetapi dalam perkembangannya kemudian folklore diae\rtikan menjadi tradisi lisan yang terdapat di semua masyarakat karena pada awalnya merupakan kebudayaan nenek moyang kita yang akan menjadi tradisi masyarakat.

3. Tarian

Tarian merupakan sebuah budaya yang di tinggalkan oleh nenek moyang kita pada zaman sejarah. Biasanya, tarian merupakan budaya harus tidak boleh dilupakan dan harus di rawat dengan baik. Karena hanya sekarang-sekarang saja ada kejadian pencurian budaya oleh pihak negara iseng. To the point, Tarian adalah suatu budaya kesenian yang digunakan untuk menghibur. Sifat-sifat tarian yaitu selalu diiringi musik, dipenuhi dengan gerak-gerak menari dan gaya tertentum, dan biasanya yang menari merupakan 2 orang atau lebih.

Tarian biasannya banyak bervariasi dan pakaiannya yang bervariasi tergantung pada daerah yang ditempat tinggalkan, seperti aceh dengan sumatera utara, jawa barat dengan jakarta, dan lain-lain. Tarian yang berjenis natural biasanya ada di wilayah indonesia timur, karena daerah tersebut merupakan daerah yang menjadi ciri khas dan menonjolnya kebudayaan yang disebabkan oleh nenek moyang kita ini. Akan tetapi budaya ini memang sulit sekali untuk di jaga dan di kembangkan karena peminatnya yang kurang. Belum lagi, dengan pemasukan budaya barat tarian ini bisa saja langsung punah.

Beberapa kebudayaan hasil budaya sejarah nenek moyang kita yaitu seperti pendidikan, busana, teather, dan kuliner merupakan tradisi budaya nenek moyang kita yang secara angsur ke angsur mengalami perkembangan. Biasanya, dari semua budaya tersebut memiliki perkembangan yang cukup dratis meningkat sesuai dengan waktu dan pengaruh dari luar. Akibat dari itu, semua kebudayaan tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat. Dibawah ini penjelasan mengenai tradisi budaya lama yang terus mengalamai perkembangan :

1. Pendidikan

Siapa yang tidak mengenal tradisi nenek moyang kita dalam budaya yang satu ini ? Budaya pendidikan merupakan tradisi budaya untuk menimba ilmu sebagai mana dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas negara dengan membangun suatu negeri. Sebuah perndidikan tertuju pada subjek dan objek tertentu. Perkembangan pendidikan dalma zaman nenek moyang kita hingga sekarang mengalami perubahan yang cukup dratis seiring tercampurnya budaya pendidikan di luar negeri.

Biasanya kalau kita sedang sekolah kita pasti mengenal ilmu. Dari ilmu fisika, matematika, bahasa, sosial, budaya, dan lain-lain. Budaya ini merupakan budaya yang tidak pernah di tinggalkan, karena pendidkkan merupakan tradisi budaya nenek moyang yang akan berguna dan berpengaruh untuk masa depan kita. Dalam tradisi masyarakat, budaya ini telah membuat pembangunan zaman ke zaman dengan baik. Sehingga tidak adanya lagi kesulitan pada zaman yang akan datang. Selain itu, tradisi budaya ini sekaligus budaya yang membuat seseorang menjadi kreatif dan imajinatif dari hasil belajarnya di sebuah pendidikannya itu yang kemudian akan di kembangkan yang berguna untuk masa depannya.

2. Busana

Busana merupakan sebuah tradisi budaya nenek moyang dalam membuat sebuah pakaian untuk digunakan. Kita tidak bisa hidup standar tanpa busana apalagi kalau kita hidup bertelanjangan. Maka dari itu, busana merupakan budaya yang penting bagi kita untuk menutup kemaluan kita dan mempercantik penampilan kita. Di dalam sebuah kehidupan, kecantikan dalam suatu busana dilihat dari motif busana, cara mengerjakan, dan itensitas kemampuan.

Di Indonesia, tradisi budaya busana ini yang paling populer ialah batik. Batik memiliki motif yang bervariasi dan natural. Corak dan pelukisan sungguh mendetail. Memang kelihatan sulit untuk jika kita melakuakan, karena pembuatan batik ini perlu kesabaran yang ekstrim dan kosentrasi yang tinggi. Sekali salah, maka batikpun tidak akan jadi. Busana batik ini merupakan budaya nenek moyang kita, dan dikembangkan menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk mengembangkannya. Seperti batik untuk sekolahan, kerja, dan lain-lain.

3. Teather

Tradisi budaya teather merupakan tradisi yang bercampur dengan budaya kesenian. Tradisi budaya teather nenek moyang kita ini merupakan tradisi kreativitas dalam memainkan peran dan gaya hidup. Sebuah teather memiliki unsur-unsur kehidupan yang berguna bagi kehidupan kita setelah kita melihat adegan teather ini. Selain itu, disamping teather ada yang disebut drama, sandiwara, film, sinetron dan lain-lain. Bagi seorang ahli cerita, budaya teather ini cukup bagus untuk membuat karya yang lain. Maka dari itu, hasil budaya nenek moyang kita dikembangkan menjadi tradisi maasyarakat di Indonesia ini.

Banyak budaya teather pada masa sekarang mengalami pembaharuan dan perkembangan di Indonesia ini, termasuk budaya nenek moyang kita yang masih belum punah ini (kalau contohnya saya lupa). Perkembangan ini banyak orang yaang ingin berperan dalam teathernya tetapi peran tersebut menimbulkan efek bagi orang yang menontonnya, baik itu penampilan segi positif dan segi negatifnya. Teather pada zaman dulu biasanya hanya menceritakan tetang legenda, mitos, atau cerita rakyat yang di karang oleh masyrakat. Budaya teather ini juga termasuk dalam budaya kesenian, karena bisa membuat sebuah kreatifitas yang kita buat.

4. Kuliner

Kuliner merupakan sebuah budaya makanan atau minuman yang mungkin pasti kita kenal di Indonesia dan di seluruh dunia. Kuliner menyangkut maslaha mengenai makan dan minuman. Budaya kuliner ini tidak pernah terlepaskan dari selera kita. Karena manusia memiliki rasa haus, dan lapar di setiap saatnya.

Di Indonesia, kuliner menjadi budaya selera makanan dan minuman yang ada di seluruh daerah di Indonesia ini. Nenek moyang kita ini meninggalkan tradisi kuliner ini. Dalam bentuk makanan, yang biasa populer di daerah kita ini ialah soto, sate, dan lain-lain. Begitupun dengan minumannya (walau saya lupa juga contohnya). Banyak daerah yang mempunyai suatu spesial dalam budaya kuliner ini. Tetapi, budaya kuliner ini sedikit tercampur dengan budaya kuliner di daerah barat. Walau tidak terlalu banyak yang tercemar dan tidak trjadi kepunahan dalam budaya kuliner ini. Dalam tradisi masyrakat Indonesia, budaya ini sering dikembangkan melewati variasi campuran bahan-bahan makanan atau minuman yang lain sehingga membuat kuliner nenek moyang kita semakin terasa enaknya.


Dari banyaknya tradisi budaya nenek moyang kita, banyak sekali perkembangan yang menjadi tradisi budaya masyarakat indonesia yang tidak pernah ditnggalkan. Walau hanya sekilas mengenal, kita perlu membudidayakan dan menjaganya. Sejarah dan prasejarah harus kita ketahui dari budayanya dan kita lakukan pengembangan hingga budaya sejarah tersebut masih tetap terjaga kecuali budaya yang akan membawa dampak buruk bagi negara kita.
Ditulis oleh: Wahyu Dwi Lesmono DSMLMD Blog Diposting pukul: 6:36:00 am

No comments :

Post a Comment

Apabila ada komentar, pertanyaan, maupun tanggapan silahkan kirimkan komentar disini sesuai dengan postingan ini. Jika terdapat isi komentar yang tidak pantas sesuai dengan etika dalam berkomentar di blog, maka komentar tidak akan dipublis. Pertanyaan dan tanggapan akan segera dibalas.