Drama Dadakan

Di hari senin tanggal 18 Mei 2009 jam 08:30 WIT (06:30 WIB) saya datang ke sekolah saya untuk melaksanakan ujian praktek, yaitu ujian prakteknya ialah Kesenian, dan Komputer. Untuk kesenian, sudah dipersiapkan sejak tidak jadinya pensi di sekolah soalnya prakteknya ialah teater atau drama, dan komputer sudah dipersiapkan pas 6 hari sebelum US. Saya datang ke sekolah membawa pakaian yang begitu berat sekali di dalam tas saya. Kenapa ? karena saya memerankan 2 peran. Saat tiba di sekolah. Suasana kelas sepi sekali. Yang ada di kelas saya hanyalah 5/8 dari 44 siswa saja. Sisanya, sebagian besar sedang test masuk ke SMAN 2 Cibinong kelas Rintisan Sekolah Bertarif Internasional. Saya bingung, padahal ujian praktek ini tidak ada susulan dan juga tidak boleh di tundak. Udah gitu, yang test selesai jam 12 siang. Bagaimana dengan kelompok saya dan kelompok lainnya ya ? Masa drama hanya setengah anggota saja.

Saat bel berbunyi tanda ujian praktek dimulai. Hampir 5/8 siswa bingung karena banyak sekali yang test di SMAN 2 Cibinong. Bingungnya itu karena bagaimana praktek teater / dramanya kalau anggotanya sedikit. Saat 5/8 murid itu ke padepokan, Pak Idris langsung mnyuruh murid untuk masuk. Pas semuanya masuk, Pak Idris merasa aneh dan bertanya “yang lain pada kemana ?”. Murid menjawab “yang lainnya pada test SMAN 2 Cibinong” Pak Idris mengatakan tegas kepada semua murid bahwa praktek kesenian tidak ada acara tunda – menunda, biarkan yang lainnya tes, dan jika murid berkelompok dengan orang banyak pasti murid mendapatkan hasil yang jelek. Jadi kesimpulannya, Pak Idris mau drama / teater spontanitas alias dadakan karena jumlah kelompok anggota yang sedikit. Peraturan dalam ujian praktek ini adalah :

  1. 1 kelompok terdiri dari minimal 1 anggota, dan maksimal 3 anggota
  2. Tanpa membawa teks persiapan teater/drama
  3. Berdiskusi dengan teman terlebih dahulu sebelum teater/drama dimulai
  4. Waktu diskusi ialah 10 menit
  5. Gunakan kostum yang ada sebagai modal untuk teater/drama jika tidak mau sia-sia membawa kostum dan gunakan fasilitas yang ada di padepokan jika perlu.
  6. Bagi yang belum mendapatkan diharap menunggu diluar dan bagi yang sudah teater / drama silahkan keluar.
  7. Tema atau judul yang boleh di mainkan ialah (1) Maling (2) Razia Pedagang Kaki 5 (3) Putus Asa (4) Sekolah.

Saat dimulainya ujian praktek kesenian, 5/8 murid keluar padepokan. Tetapi, kelompok saya merupakan giliran pertama untuk tampil dalam acara DRAM DADAKAN.

Kelompok saya ini memilih tema atau judul tentang Maling. Dibawah ini sistematika drama ini :

  1. Tema atau Judul : Maling
  2. Pemeran : (1) Wahyu Dwi Lesmono => Maling (2) Fachrul Eka Achridian => Penjaga Ronda (3) Rahadian Joseph Yusuf Kalla => Pemilik Rumah
  3. Latar Suasana : Sepi, Ricuh
  4. Latar Waktu : Tengah malam
  5. Latar Tempat : Perkampungan
  6. Kostum : (1) Wahyu Dwi Lesmono => Sarung sholat ala maling menggunakan kacamata (2) Fachrul Eka Achridian => Rebana bolong, dengan sarung seperti selendang (3) Rahadian Yusuf => Jas mewah kelebaran dengan celana pendek.

Teks Drama yang telah dikutip :

Suatu hari, di malam hari, di perkampungan yang begitu sepi. Seseorangan yang mirip seperti maling sedang mencari target untuk mencuri barang warga. Saat itu, dia sedang beruntungnya menemukan rumah warga yang jendelanya tidak di tutup.

Maling : “Wah jendelanya terbuka nih... beruntung dapat barang berharga”

Saat maling itu sedang masuk kedalam rumah seseorang. Maling itu ingin mencuri TV (fasilitas di padepokan tas milik saya yang berat). Tapi TV itu berada dekat dengan pemilik rumah yang sedang tidur di kasur (fasilitas di padepokan tirai biru). Dengan nekadnya, Maling itu mengambil TV itu secara diam-diam. Saat berhasil mengambil TV itu, pemilik rumah bangun, dan si maling kaget.

Pemilik Rumah : “Huah..... nyam,nyam,nyam (si maling kaget)”

Maling : (Segera berlari dengan pelan-pelan)

Pemilik Rumah : (Berkata lemas) “Hey..... kamu siapa ?”

Maling : “Kamu sendiri siapa ?”

Pemilik Rumah : (Berkata lemas)“Saya pemilik rumah ini”

Maling : “Oh kalau begitu saya maling”

Pemilik Rumah “ (Berkata lemas) “Kamu disini mau ngapain ?”

Maling : “Saya mau ngambil TV ini”

Pemilik Rumah : (Berkata memelas) “Oh silahkan, saya ingin tidur dulu”

Maling : “Oh, ya terima kasih” (Berjalan lari)

Saat Pemilik Rumah itu kembali tidur lagi, tiba – tiba ia sadar bahwa TV-nya telah Raib digondol maling. Pemilik Rumah itu langsung mengejar maling itu dengan mengatakan kata MALING. Sementara itu di Pos Ronda.

Penjaga Ronda : “Aduh ngapain ya, cuma jaga pos sendirian, gak ada apa-apanya”

Maling berlari – lari dan melewati Penjaga Ronda. Tetapi, maling itu tersandung batu (fasilitas di padepokan pentungan) hingga jatuh. Dan berlari lagi. Lalu Pemilik Rumah itu menemui Penjaga Ronda.

Penjaga Ronda : “Pak, kenapa anda lari-lari ?!”

Pemilik Rumah : “Ada maling malingin TV saya !!!”

Penjaga Ronda : “Orangnya seperti apa ?”

Pemilik Rumah : “Dia menutupi dirinya pakai sarung tapi dia memakai kacamata bulat tapi di salah satu kacamatanya retak kaya ontohod”

Penjaga Ronda : “Oh ya udah ayo kita kejar dia !!”

Sementara itu, si Maling sedang berlari dan bersembunyi di semak kecil karena maling itu sedang ingin buang air kecil. Tiba-tiba, Penjaga Ronda dan Pemilik Rumah menghampiri Maling itu.

Penjaga Ronda : (Sambil memukul bahu maling)“Eh.. kamu lagi ngapain ?”

Maling : “Lagi Pipis”

Pemilik Rumah : “Hey !! ini kan TV saya !!! Kau Maling !!!”

Penjaga Ronda : “Mendingan Hajar aja nih maling selagi dia masih kencing, Tu Wa Ga !”

Maling tersebut di hajar massa. Setelah di hajar, maling itu dibawa ke kantor polisi. Polisi sedang menyelidiki maling itu dan, polisi itu menyuruhnya membuka sarung itu (Peran Polisi ialah Pak Idris).

Penjaga Ronda : “Pak Polisi, Ini maling yang telah mencuri TV pemilik rumah ini“

Pemilik Rumah : “Ya pak tolong selidiki”

Polisi : “Saya periksa terlebih dahulu” (Sambil memeriksa maling)

Polisi : “Coba anda buka sarung maling ini”

Pemilik Rumah : (Membuka Sarung maling)

Penjaga : (Kaget) “Loh, ini kan JONO ?! Banci Kaleng yang keliling di perkampungan kita ?!”

Itulah Akhit drama/teater ini. Hasilnya adalah 8. Untuk kelompok lain ? Hasilnya sama juga, rata-rata drama/teater. Kenapa, kebanyakan ada unsur humor / lawakan. Ya gitu lah.... hahahahahahahahahahahahahah :)

Ditulis oleh: Wahyu Dwi Lesmono DSMLMD Blog Diposting pukul: 12:45:00 pm

No comments :

Post a Comment

Apabila ada komentar, pertanyaan, maupun tanggapan silahkan kirimkan komentar disini sesuai dengan postingan ini. Jika terdapat isi komentar yang tidak pantas sesuai dengan etika dalam berkomentar di blog, maka komentar tidak akan dipublis. Pertanyaan dan tanggapan akan segera dibalas.