Sistem Penomoran Lokomotif Kereta Api di Indonesia memiliki format umum di setiap lokomotifnya. Formatnya itu kurang lebih diwarnakan seperti ini:
XX XXX XX XX
Pembacaan arti atau maksud penomoran lokomotif kereta api di Indonesia yang sebenarnya dipisah seperti berikut:
XX-X-XX-XX-XX
dengan:
XX = Jumlah gandar penggerak dalam huruf dan banyaknya penggunaan bogie ditentukan oleh banyaknya huruf yang tercantum pada lokomotif tersebut.
X-XX = Klasifikasi lokomotif. Dengan X merupakan peralatan penerus daya dalam angka yang dimiliki oleh lokomotif dan XX merupakan seri atau tipe lokomotif dalam angka.
XX = Tahun lokomotif mulai dioperasikan atau dinas dalam angka.
XX = Nomor urut lokomotif dalam angka.
Jumlah gandar penggerak dalam huruf dibagi menjadi beberapa klasifikasi berikut:
1. A untuk 1 gandar penggerak
2. B untuk 2 gandar penggerak
3. C untuk 3 gandar penggerak
4. D untuk 4 gandar penggerak
Untuk mengetahui banyaknya penggunaan bogie suatu lokomotif dilihat dari banyaknya huruf yang tercantum pada lokomotif.
Peralatan penerus daya pada lokomotif dibagi menjadi beberapa klasifikasi berikut:
1. 1 = lokomotif diesel
2. 2 = lokomotif diesel elektrik
3. 3 = lokomotif diesel hidrolik
4. 4 = lokomotif diesel antara elektrik dan hidrolik
Seri atau tipe lokomotif dalam angka memiliki bentuk dan spesifikasi tersendiri dari nomor serinya. Sehingga bisa dilihat secara langsung bentuk lokomotifnya seperti apa serta spesifikasi yang dimiliki lokomotif tersebut.
Tahun lokomotif mulai dioperasikan atau dinas dalam angka biasanya diambil 2 angka terakhir. Dalam perkembangan penomoran lokomotif di indonesia terdahulu biasanya tidak mencantumkan tahun lokomotif mulai dioperasikan. Namun seiring berkembangnya waktu dilakukan penomoran tentang tahun lokomotif mulai dioperasikannya untuk mengetahui sudah berapa lama lokomotif itu dioperasikan sehingga dapat diketahui kemampuan dan kekuatan lokomotif berdasarkan perkembangan umur dan penggunaannya.
Nomor urut lokomotif dalam angka biasanya dicantumkan berdasarkan urutan dioperasikannya suatu lokomotif berdasarkan hasil uji atau sertifikasi layak pakai. Terkadang juga nomor urut lokomotif ini dicantumkan berdasarkan urutan diproduksinya lokomotif atau tibanya lokomotif di Indonesia.
Penomoran lokomotif kereta api di Indonesia pada zaman dahulu memiliki format sebagai berikut:
XX XXX XXX
dengan:
XX = Jumlah gandar penggerak dalam huruf dan banyaknya penggunaan bogie ditentukan oleh banyaknya huruf yang tercantum pada lokomotif tersebut.
XXX = Klasifikasi lokomotif. Dengan X merupakan peralatan penerus daya dalam angka yang dimiliki oleh lokomotif dan XX merupakan seri atau tipe lokomotif dalam angka.
XXX = Nomor urut lokomotif dalam angka.
Sebagai contohnya ketika kita melihat sebuah kereta api yang melintas dengan nomor identitas lokomotif tercantum CC 201 12 01. Cara membacanya, bisa kita pisahkan berdasarkan contoh warna seperti ini:
CC 201 12 01
artinya:
CC = menggunakan 2 bogie (karena huruf C-nya ada 2) dengan masing-masing 3 roda penggerak
2 = lokomotif diesel elektrik
01 = seri lokomotif tipe 01
12 = mulai dioperasikan di Indonesia tahun 2012
01 = nomor urut ke-01
Contoh lainnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Lokomotif CC 206 13 24
Sumber: http://agussetya.blogspot.com/2013/10/lokomotif-cc206.html
artinya:
CC = menggunakan 2 bogie (karena huruf C-nya ada 2) dengan masing-masing 3 roda penggerak
2 = lokomotif diesel elektrik
06 = seri lokomotif tipe 06
13 = mulai dioperasikan di Indonesia tahun 2013
24 = nomor urut ke-24
Lalu bagaimana dengan lokomotif dengan gambar sebagai berikut?
Lokomotif BB 304 23
Sumber: http://railfansdaop9jr.blogspot.com/2011_11_01_archive.html
artinya:
BB = menggunakan 2 bogie (karena huruf B-nya ada 2) dengan masing-masing 2 roda penggerak
3 = lokomotif hidrolik
04 = seri lokomotif tipe 04
23 = nomor urut ke-23
Jika kita memperhatikan di setiap lokomotif dibawah identitas nomor lokomotif. Terdapat tulisan, "DIPO LOK XXX" atau "DIPO INDUK XXX". Tulisan tersebut merupakan tanda dipo induk tempat kedudukan lokomotif. Tanda induk tempat kedudukan lokomotif merupakan tanda mengenai tempat asal kedudukan lokomotif itu berada. XXX merupakan kode stasiun tempat kedudukan dipo lokomotif. Contohnya dibawah penomoran lokomotif tertulis "DIPO LOK JNG" artinya tempat asal kedudukan lokomotif itu berada di dipo Jatinegara. Contoh lainnya berserta penomoran lokomotif dapat dilihat pada gambar berikut:
Lokomotif CC 204 08 09
Sumber: Ada pada foto.
artinya:
CC = menggunakan 2 bogie (karena huruf C-nya ada 2) dengan masing-masing 3 roda penggerak
2 = lokomotif diesel elektrik
04 = seri lokomotif tipe 04
08 = mulai dioperasikan di Indonesia tahun 2008
09 = nomor urut ke-09
dengan tempat kedudukan asal lokomotif berada di Dipo Bandung.
Sekian postingan dariku, jika ada kekurangan dan kelebihan akan segera dilakukan perbaikan. Terima kasih.
cukup rumit juga ya penomoran lokomotifnya
ReplyDeleteakhirnya terjawab juga rasa penasaran saya, makasih gan infonya
ReplyDelete